M. Fauzi, M.A.
Di
lingkungan MI Hidayatun Najah, wajah bapak yang satu ini
sangatlah akrab bagi siapapun. Ya, beliau adalah Ustadz Fauzi, Kepala MI Hidayatun Najah Tuban. Bapak empat orang putri yang cantik ini
baru saja menyelesaikan studi S – 2 nya di UNISLA Lamongan pada tahun 2015. Kegiatan utama beliau pada saat ini adalah menjadi nahkoda MI Hidayatun Najah juga menjadi direktur LPI
Hidayatun Najah. Disamping itu beliau juga
aktif sebagai pengurus LP Ma’arif MWC
Tuban dengan jabatan wakil ketua serta bendahara Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyyah
(KKMI) Kecamatan Tuban. beliau juga aktif pembicara serta pembina lembaga –
lembaga di bawah naungan Ma’arif NU di berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten
Tuban.
Ustadz yang
memiliki prinsip hidup Khoirunnaas anfa’uhum linnaas ini selalu mencoba
memberikan yang terbaik untuk orang–orang yang ada disekitarnya, terutama peserta
didik yang ada dilingkungan MI Hidayatun Najah. Berbagai macam
pelatihan dan bimbingan intensif yang mengarah kepada peningkatan kualitas
sumber daya guru dan sistem pengajaran telah dilakukan. Pasca diklat Munaqisy
yang dijalani beberapa waktu yang lalu di Surabaya, saat ini beliau
mencanangkan bimbingan Al–Qur’an intensif bagi guru-guru MI Hidayatun Najah agar pelayanan
pengajaran Al Qur’an kepada peserta didik menjadi lebih
baik dan bermutu.
“Mulai dari diri sendiri”, merupakan ajakan
beliau kepada seluruh elemen sumber daya manusia
pendukung MI HIJAH. Jika anak didik dituntut hafal Juz ‘Amma, maka gurunya juga wajib berusaha. Karena itu, ustadz yang
memiliki penampilan khas dengan jenggot tipisnya ini menetapkan beberapa
program pembimbingan Al–Qur’an untuk semua ustadz dan
ustadzah yang ada di lingkungan MI HIJAH
Tuban. Diantara program tersebut adalah Program Bimbingan Tutor Sebaya, yaitu
sebuah program bimbingan Al-Qur’an kepada beberapa ustadz atau
ustadzah (membaca dan menghafal) yang dilakukan oleh satu ustadz atau ustadzah.
Ustadz Fauzi
memandang pendidikan sebagai long life process yang lebih mengedepankan
proses internalisasi akhlak untuk menciptakan terbentuknya karakter yang kuat
sebagai bekal peserta didik menghadapi dahsyatnyapersaingan dunia global ini.
Beliau berkeyakinan bahwa ketika seseorang memiliki karakter yang terbentuk
dengan baik di waktu kecil, maka mereka akan memiliki kemampuan yang sangat
tangguh untuk menghadapi segala tantangan yang akan mereka hadapi.
Kontribusi
beliau menjadikan MI Hidayatun Najah berkembang
sangat pesat dan menjadi salah satu lembaga yang diperhitungkan di wilayah
kabupaten Tuban. Peningkatan jumlah peserta didik yang cukup signifikan pada
semua jenjang setiap tahunnya merupakan salah satu bukti dari tingginya animo
masyakar pada lembaga ini. Ustadz yang mengaku cita–cita masa kecilnya telah
tercapai ini (menjadi guru), masih
menyimpan cita–cita yang lebih tinggi yakni beliau ingin menyaksikan anak –
anak dan anak didik beliau menjadi hamilatul
dan hamilul Al-Qur’an yang
handal (mohon do’a dari semua pembaca yang budiman).
“Disiplin
sebagai kunci sukses” adalah kiat ustadz, yang juga merupakan salah satu
instruktur tilawati kabupaten tuban ini, untuk selalu belajar dan belajar lagi
diusianya telah mendekati 40 tahun ini. Pendidikan disiplin yang beliau
dapatkan dari orang tua, yang mungkin dianggap otoriter dalam mendidik anak,
memiliki pengaruh yang yang sangat luar biasa untuk mengantarkan beliau meraih
suksesbaik dalam pendidikan maupun karir.
“Selalu
ingin belajar dan berbagi” menjadi landasan bagi beliau untuk tidak segan
mengkuti pelatihan dan pendidikan lainnya meskipun harus meninggalkan keluarga.
Disamping itu, beliau juga sangat terbuka apabila ada teman dari lembaga
lembaga lain untuk melakukan studi banding maupun sekedar sharing dengan
beliau. Perlu diketahui bahwa diusia lembaga yang baru menginjak lima tahun MI HIJAH merupakan lembaga yang telah cukup sering mendapat kunjungan dari
berbagai lembaga, tidak hanya dari wilayang yang ada di kabupaten Tuban saja
melainkan dari dalam maupun luar kabupaten Tuban, misalnya dari kabupaten
Klaten serta dari Jombang.
Ketika
ditanya tentang orientasi MI HIJAH ke
depan, Bapak yang berulang tahun pada tanggal 08 Februari ini menjawab “dalam
fokus pendidikannya, HIJAH memiliki 3 orientasi; pertama keagamaan, kedua
kebangsaan , dan yang ketiga orientasi global.” Ketiga orientasi tersebut ingin
dicapai secara bertahap dan tetap mengedepankan “mutu dan keterjangkauan” dan
khusus untuk mengawal tage linelembaga tersebut beliau sampaikan “
jangan sampai ada peserta didik yang di DO dari HIJAH dikarenakan tidak adanya
biaya” dan “tidak perlu ada HIJAH jika tidak ada mutu”.
Diakhir,
beliau mengajak kepada segenap civitas akademika MI HIJAH
untuk selalu menjadikan MI HIJAH ini sebagai ladang amal
dan sebagai tempat belajar. Beliau juga mengajak kepada semua elemen yang ada
di MI HIJAH untuk selalu mengedepankan sikap saling menghargai dan
memberikan pelayanan terbaik serta selalu ingin menjadi yang terbaik dengan
banyak memberi manfaat bagi sesama. (red)