Taj Mahal
 

Jumat, 29 September 2017

Kepala Madrasah MI Hidayatun Najah

0 komentar
M. Fauzi, M.A.
Di lingkungan MI Hidayatun Najah, wajah bapak yang satu ini sangatlah akrab bagi siapapun. Ya, beliau adalah Ustadz Fauzi, Kepala MI Hidayatun Najah Tuban. Bapak empat orang putri yang cantik ini baru saja menyelesaikan studi S – 2 nya di UNISLA Lamongan pada tahun 2015. Kegiatan utama beliau pada saat ini adalah menjadi nahkoda MI Hidayatun Najah juga menjadi direktur LPI Hidayatun Najah. Disamping itu beliau juga  aktif sebagai pengurus LP Maarif MWC Tuban dengan jabatan wakil ketua serta bendahara Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyyah (KKMI) Kecamatan Tuban. beliau juga aktif pembicara serta pembina lembaga – lembaga di bawah naungan Ma’arif NU di berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban.
Ustadz yang memiliki prinsip hidup Khoirunnaas anfa’uhum linnaas ini selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk orang–orang yang ada disekitarnya, terutama peserta didik yang ada dilingkungan MI Hidayatun Najah. Berbagai macam pelatihan dan bimbingan intensif yang mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya guru dan sistem pengajaran telah dilakukan. Pasca diklat Munaqisy yang dijalani beberapa waktu yang lalu di Surabaya, saat ini beliau mencanangkan bimbingan Al–Qur’an intensif bagi guru-guru MI Hidayatun Najah agar pelayanan pengajaran Al Qur’an kepada peserta didik menjadi lebih baik dan bermutu.
 “Mulai dari diri sendiri”, merupakan ajakan beliau kepada seluruh elemen sumber daya manusia pendukung MI HIJAH. Jika anak didik dituntut hafal Juz ‘Amma, maka gurunya juga wajib berusaha. Karena itu, ustadz yang memiliki penampilan khas dengan jenggot tipisnya ini menetapkan beberapa program pembimbingan Al–Qur’an untuk semua ustadz dan ustadzah yang ada di lingkungan MI HIJAH Tuban. Diantara program tersebut adalah Program Bimbingan Tutor Sebaya, yaitu sebuah program bimbingan Al-Qur’an kepada beberapa ustadz atau ustadzah (membaca dan menghafal) yang dilakukan oleh satu ustadz atau ustadzah.
Ustadz Fauzi memandang pendidikan sebagai long life process yang lebih mengedepankan proses internalisasi akhlak untuk menciptakan terbentuknya karakter yang kuat sebagai bekal peserta didik menghadapi dahsyatnyapersaingan dunia global ini. Beliau berkeyakinan bahwa ketika seseorang memiliki karakter yang terbentuk dengan baik di waktu kecil, maka mereka akan memiliki kemampuan yang sangat tangguh untuk menghadapi segala tantangan yang akan mereka hadapi.
Kontribusi beliau menjadikan MI Hidayatun Najah berkembang sangat pesat dan menjadi salah satu lembaga yang diperhitungkan di wilayah kabupaten Tuban. Peningkatan jumlah peserta didik yang cukup signifikan pada semua jenjang setiap tahunnya merupakan salah satu bukti dari tingginya animo masyakar pada lembaga ini. Ustadz yang mengaku cita–cita masa kecilnya telah tercapai  ini (menjadi guru), masih menyimpan cita–cita yang lebih tinggi yakni beliau ingin menyaksikan anak – anak dan anak didik beliau  menjadi hamilatul dan hamilul Al-Qur’an yang handal (mohon do’a dari semua pembaca yang budiman).
“Disiplin sebagai kunci sukses” adalah kiat ustadz, yang juga merupakan salah satu instruktur tilawati kabupaten tuban ini, untuk selalu belajar dan belajar lagi diusianya telah mendekati 40 tahun ini. Pendidikan disiplin yang beliau dapatkan dari orang tua, yang mungkin dianggap otoriter dalam mendidik anak, memiliki pengaruh yang yang sangat luar biasa untuk mengantarkan beliau meraih suksesbaik dalam pendidikan maupun karir.
“Selalu ingin belajar dan berbagi” menjadi landasan bagi beliau untuk tidak segan mengkuti pelatihan dan pendidikan lainnya meskipun harus meninggalkan keluarga. Disamping itu, beliau juga sangat terbuka apabila ada teman dari lembaga lembaga lain untuk melakukan studi banding maupun sekedar sharing dengan beliau. Perlu diketahui bahwa diusia lembaga yang baru menginjak lima tahun MI HIJAH merupakan lembaga yang telah cukup sering mendapat kunjungan dari berbagai lembaga, tidak hanya dari wilayang yang ada di kabupaten Tuban saja melainkan dari dalam maupun luar kabupaten Tuban, misalnya dari kabupaten Klaten serta dari Jombang.
Ketika ditanya tentang orientasi MI HIJAH ke depan, Bapak yang berulang tahun pada tanggal 08 Februari ini menjawab “dalam fokus pendidikannya, HIJAH memiliki 3 orientasi; pertama keagamaan, kedua kebangsaan , dan yang ketiga orientasi global.” Ketiga orientasi tersebut ingin dicapai secara bertahap dan tetap mengedepankan “mutu dan keterjangkauan” dan khusus untuk mengawal tage linelembaga tersebut beliau sampaikan “ jangan sampai ada peserta didik yang di DO dari HIJAH dikarenakan tidak adanya biaya” dan “tidak perlu ada HIJAH jika tidak ada mutu”.
Diakhir, beliau mengajak kepada segenap civitas akademika MI HIJAH untuk selalu menjadikan MI HIJAH ini sebagai ladang amal dan sebagai tempat belajar. Beliau juga mengajak kepada semua elemen yang ada di MI HIJAH untuk selalu mengedepankan sikap saling menghargai dan memberikan pelayanan terbaik serta selalu ingin menjadi yang terbaik dengan banyak memberi manfaat bagi sesama. (red)

0 komentar: